Seringkah kita mendengar kata bullying? Pernahkah kita mendengar tentang kasus bullying? Atau mungkin kita memiliki sebuah pengalaman yang berkenaan dengan istilah tersebut?
Bullying bisa saja terjadi di sekitar kita, baik kita sadari maupun tidak. Dikhawatirkan, masalah sosial ini bisa memiliki dampak yang sangat fatal bagi mental seseorang, terutama pada anak-anak jika terus diabaikan.
Mengapa bullying dapat berakibat buruk?
Coba kita bayangkan jika seseorang yang sangat kita kenal tiba-tiba menunjukkan gejala depresi dengan menutup diri atau kehilangan minat pada apa pun. Namun, kita tidak mengetahui tentang bullying yang ia alami karena kebanyakan korban cenderung menutupi rasa sakit yang mereka derita.
Luka yang mereka terima akan terus berbekas dalam waktu yang lama, dan bahkan bisa mempengaruhi masa depan mereka sebagai seorang individu. Kemungkinan terburuk, tindakan ini dapat merenggut nyawa mereka.
Apa itu Bullying?
Bullying merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja secara terus-menerus oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain dengan tujuan untuk menyakiti korban tersebut.
Jika bullying begitu buruk dan hanya akan menyakiti orang lain, lantas mengapa banyak orang di segala usia yang kerap melakukannya?
Dampak Bullying
Bullying dapat menyebabkan dampak psikologis yang serius bagi korban, termasuk:
- Depresi dan kecemasan: Korban sering merasa rendah diri, takut, dan cemas.
- Penurunan prestasi akademik: Ketakutan dan stres akibat bullying dapat mengganggu konsentrasi dan kinerja akademik.
- Isolasi sosial: Korban mungkin menarik diri dari lingkungan sosial karena merasa tidak aman.
- Tindakan ekstrem: Dalam kasus yang parah, korban bisa berakhir dengan bunuh diri.
Penyebab Bullying
Beberapa faktor yang memicu seseorang untuk melakukan bullying antara lain:
- Kurangnya kepercayaan diri: Pelaku ingin merasa ‘lebih baik’ dengan merudung orang lain, memberikan mereka kepuasan sementara tanpa menyadari efek jangka panjangnya.
- Kurangnya empati: Pelaku sering kali mencari pembenaran atas tindakannya. Namun, tidak ada alasan yang dapat membenarkan tindakan tidak terpuji ini.
- Mencari perhatian: Pelaku merasa ‘hebat’ dengan menindas orang lain dan mendapatkan atensi dari banyak orang, yang bisa jadi merupakan gangguan narsistik.
- Pengaruh lingkungan: Lingkungan yang tidak kondusif atau berisiko tinggi juga dapat memicu bullying.
Jenis-Jenis Bullying
Bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk:
- Kekerasan fisik: Seperti pemukulan, pengancaman, hingga teror.
- Bullying verbal: Memanggil nama yang tidak pantas, menyebarkan isu, atau memanipulasi korban.
- Bullying sosial: Mengucilkan seseorang dari kelompok, merusak reputasi.
- Cyberbullying: Bullying yang terjadi di dunia maya melalui media sosial, pesan teks, dan lain-lain.
Cara Mencegah Bullying
Untuk mendeteksi dan mencegah bullying, kita bisa melakukan beberapa hal berikut:
1. Edukasi tentang Bullying
Beritahu anak-anak tentang apa itu bullying dan tanamkan prinsip bahwa tindakan tersebut adalah tindakan yang tidak benar. Dengan mengetahui dari awal mengenai bullying, anak-anak dapat secara cepat mengidentifikasi tanda-tanda awal bullying dan mencegah diri mereka menjadi pelaku.
2. Komunikasi Terbuka dengan Anak-anak
Semakin sering kita memberitahu anak-anak mengenai isu bullying, semakin terbuka mereka untuk menyampaikan tanda-tanda bullying yang terjadi di sekitar mereka. Tanyakan pada anak setiap saat ia pulang sekolah mengenai kegiatan mereka serta apa yang mereka rasakan dan pikirkan.
3. Mendidik Anak Menjadi Orang Baik
Ajarkan anak untuk selalu memperlakukan semua orang dengan baik dan menghormati mereka. Dengan begitu, mereka akan memiliki tekad untuk menjadi pembela dan menolong teman-teman yang tertindas.
4. Membangun Kepercayaan Diri Anak
Tanyakan minat mereka dan berikan lingkungan belajar yang kondusif yang terdiri dari anak-anak dengan hobi yang sama. Hal ini dapat memberikan kepercayaan diri bagi mereka dan menghindarkan dari pengaruh negatif.
5. Akrab dengan Dunia Maya Anak
Kenali aplikasi atau situs online yang sering anak gunakan dan jelaskan tentang resiko yang mungkin mereka temui di dunia maya. Beritahu mereka bahwa kehidupan di dunia maya dan nyata saling berkaitan erat.
Saatnya Bertindak!
Bullying bisa terjadi di mana saja, termasuk di sekolah dasar, lingkungan kantor, masyarakat, secara online (cyberbullying) hingga di dalam rumah. Intervensi dari pihak lain sangat dibutuhkan dalam kasus-kasus bullying. Kebanyakan kasus bullying yang berdampak ekstrem disebabkan oleh korban yang tidak mendapatkan pertolongan dari siapa pun.
Jika kita merasa anak, adik, atau seseorang yang kita kenal menjadi korban bullying, cobalah untuk berbicara dan mendengar cerita mereka terlebih dahulu dengan kepala dingin. Jangan mencoba untuk ‘memecahkan’ masalah saat itu juga. Kita harus berada di sana sebagai pendukung moral mereka, karena hal itu yang paling korban butuhkan.
Beritahu mereka bahwa kita selalu mempercayai dan mendukung mereka. Jika bullying terjadi di sekolah, kita dapat meminta tolong guru atau lembaga terkait untuk menangani hal ini. Berdirilah di belakang korban dan yakinkan mereka bahwa kita akan selalu di sisi mereka untuk mendengarkan masalah mereka.
Mari kita berkomitmen untuk membantu anak-anak di lingkungan kita menjadi penerus bangsa yang kompeten dan peduli, tidak hanya kepada lingkungan dan negara, namun juga antar sesama. Say no to bullying!